Sunday, May 20, 2012

Percakapan Rindu.


Bila waktu berlalu

Dan suara tak lagi juga bergema

Terima kasih itu tetap ada

Semua jalan pasti berujung
Dan matahari tenggelam diatasnya
Kasih itu tetap ada

Berbicaralah kalau perlu berbicara
Bernyanyilah kalau perlu bernyanyi
Berjalanlah kalau perlu berjalan
Terbanglah kalau perlu terbang

Kata hati perlu dijaga
Hingga akan tetap ada
Walau hilang tapi tak tertelan bumi

Terima kasih,
Ibu Grace

(Puisi yang dibuat oleh Ibu Grace untuk diberikan ke seluruh keluarga di sekolah, saat sebelum dia meninggalkan kita.)

Yes, it is you.

You only know what I want you to
I know everything you don't want me to
Oh your mouth is poison, your mouth is wine
You think your dreams are the same as mine


Oh I don't love you but I always will
Oh I don't love you but I always will
Oh I don't love you but I always will
I always will

I wish you'd hold me when I turn my back
The less I give, the more I get back
Oh your hands can heal, your hands can bruise
I don't have a choice but I'd still choose you

Oh I don't love you but I always will
I always will.



('Poison and Wine' by The Civil Wars)

Goodbye, 'Comfort' Zone.

Saya keluar dari zona 'nyaman' saya. Akhirnya.
Nyaman dengan tanda kutip. Karena sebenarnya saya tidak pernah merasa nyaman di zona tersebut. Yang ada merasa terkungkung. Terjerat. Terikat. Tidak bahagia.
Tapi apa boleh buat jika sejak awal saya sudah dipersiapkan, dibentuk, diarahkan, untuk tinggal dalam zona tersebut.

Ya, saya dari awal memang dimasukkan ke institut pendidikan kejuruan pariwisata. Dimana kalian pasti tahu kerjaan yang pasti untuk bidang ini. Agen perjalanan dan segala kawanannya itu.
Dan apakah saya menyenangi hal ini? Tidak sama sekali.
Kalian semua pasti menyalahkan dan menganggap saya bodoh kenapa mau menjalani hal yang tidak disukai bertahun-tahun. Ya kan?
Jawabannya: Bukan diri ini yang menginginkan. Saya tidak bodoh. Saya hanya terlalu pengecut untuk memperjuangkan apa yang dirasa oleh hati ini. Kalah oleh keadaan, perintah, dan beban yang dilimpah ke pundak saya.

Tapi, saya tidak pernah menyesal. Karena saya selalu percaya dengan pepatah lama:
"Semua Indah Pada Waktunya".

Dan lihat sekarang? Akhirnya saya bisa terbebas juga.
Layaknya seekor burung yang akhirnya dapat kembali terbang bebas setelah lepas dari jeratan kawat berduri.
Walaupun tertatih-tatih, tetapi yang penting bahagia.


Sekarang saya terjun ke dunia yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pendidikan dan kemampuan saya. Hanya melakoni peran di belakang layar, tetapi rasanya rasa bahagia ini membuncah di dalam dada.

Akhirnya. Dunia yang saya cintai sepenuh hati semenjak dulu, sampai sekarang, hingga nanti tidak terujung.
Keterbatasan talenta atau apapun tidak akan saya biarkan menghalangi mimpi saya kali ini.
Peran apapun akan saya lakoni. Segalanya akan saya korbankan. Demi bisa selalu menjalani dunia yang saya cintai.


Akhirnya...
Akhirnya.....
Akhirnya..........

Semoga kali ini saya tidak akan merasakan penyesalan lagi dan lagi.


Terima kasih banyak, Tuhan. Terima kasih.



Sunday, May 13, 2012

sangatlah menyenangkan.
saat masih ada yang percaya dengan mimpi-mimpi yang diri ini impikan dari dulu secara sembunyi-sembunyi, dimana yang lain menganggap ini mustahil bahkan terkesan bodoh.
mungkin dirimu tidak tahu betapa pengakuan itu sangatlah berarti bagi diri ini.

rasanya ucapan berjuta terima kasih tidak akan bisa sebanding dengan yang sudah diberikan.

***

Saturday, May 5, 2012



Ingin merengkuh apa yang dirasa paling berarti. Tetapi apa daya otak ini terus-terusan melarang, menghadang, sekeras mungkin.


Hati ini rindu.
Rindu ingin melihat senyuman terindah, mendengar setiap kata-kata sarkastik (yang terdengar merdu) yang diucapkan, menyentuh tangan yang selalu senantiasa menghibur.
Rindu ini. Rindu itu. Rindu semuanya.
Tapi sekarang, ke mana semuanya itu?


Bahkan memandang sepenuh hati dari kejauhan pun sudah tak bisa.

Andaikan sang akibat tidak perlu dikaji ulang.
Akan kupatahkan rasa rindu ini menjadi perlakuan yang riil.


Andaikan dirimu tahu itu.
Betapa aku. Sangat. Rindu.