Wednesday, April 11, 2012

Real Role Model.




"Siapa tokoh atau figur yang menginspirasi kamu?"

Setiap kali saya mendengar pertanyaan yang sama atau mirip dengan di atas, otomatis akan banyak gambaran wajah public figure/orang-orang terkenal yang saya kagumi bermunculan di otak saya.
Dari Aristoteles, Bapak Presiden Indonesia yang Kedua, Ibu Emansipasi Wanita, Penyanyi Opera Andalan, Musisi dari Grup Musik Kesayangan, dan lain-lainnya masih banyak lagi. Ya, begitu banyak manusia-manusia hebat di luar sana yang menginspirasi saya.

Tetapi kali ini berbeda. Nama orang ini ikut bermunculan di dalam pikiran saat saya membaca pertanyaan tersebut. Dan nama ini bertahan begitu lama di dalam sana, sampai sampai saya tidak sabar pulang ke rumah hanya untuk menulis tentang dirinya. 
Dirinya yang bukan orang terkenal, hanyalah orang biasa. Tetapi keberadaannya selalu dekat dengan hati saya.

Dengan lantang dan bangga saya ceritakan.
Anak ketiga dari keluarga Ibu saya, orang ketiga dari empat bersaudara. Singkatnya, salah satu tante saya.

Tidak banyak orang mengenal dirinya. Yah, karena dia hanyalah orang biasa. Tetapi saya mengakui bahwa saya bangga mempunyai kesempatan untuk bisa mengenal beliau dan masuk ke dalam kehidupannya.

Sosok beliau yang begitu tegar dan selalu bersemangat dan tidak setengah-setengah dalam menjalani hidup inilah yang benar-benar menginspirasi saya.
Dari kehidupannya saat masih kecil, dimana keluarga ini memang bukan dari kalangan yang berada. Beliau dan saudara-saudaranya yang lain selalu menyempatkan waktu untuk membantu kakek-nenek saya dengan berjualan es mambo sebelum pergi ke sekolah, di kantin sekolah, dan sepulang dari sekolah. Mau panas ataupun hujan. aktivitas ini harus dijalani jika mereka ingin memiliki sedikit uang saku.

Dan aktivitas ini pun berlanjut, berlanjut, bertambah, hingga beliau menyelesaikan sekolah tingkat SMP.

Kehidupan SMA nya pun menurut saya juga termasuk hebat. Beliau berhasil masuk ke salah satu SMA negeri unggulan di Jakarta dengan nilai yang memuaskan. Yang kalau saya pikir-pikir, bagaimana cara beliau menyempatkan diri untuk belajar di sela-sela waktu sibuknya membantu kakek-nenek saya?
Dan yang membuat saya tercengang, sudah masuk SMA unggulan ini pun, beliau diminta seseorang kepala sekolah dari salah satu SMA negeri unggulan di Jakarta lainnya untuk pindah ke sekolah pimpinannya dikarenakan kemampuan bermain bola basket beliau yang bisa dibilang hebat. Dan kepindahannya ini dijamin tanpa biaya asalkan beliau dapat memperkuat tim SMA baru ini dimana memang terkenal dengan tim basket terbaiknya.
Tetapi yang membuat saya salut ialah, Kakek saya yang memang bertabiat keras, tidak mau membantu proses kepindahan sekolah anaknya ini, dan membiarkan anaknya untuk mandiri mengurusi ini itu, karena Kakek saya beranggapan jika ini pilihan yang dipilih maka anaknya harus bertanggung jawab untuk menjalani pilihannya.
Dan, hasilnya? Prestasi tante saya meningkat di sekolah barunya, dan bisa membawa tim basket sekolahnya memenangkan beberapa kejuaraan olahraga.
Beliau benar-benar menjalani kehidupan pendidikannya dengan baik demi mencapai mimpinya. Dan dari sini saya bisa terinspirasi oleh sikap-sikap beliau untuk selalu melakukan segala hal dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab, dan tidak setengah-setengah demi mendapatkan hasil yang maksimal pula.

Belum lagi dari kehidupan pekerjaan beliau. Untuk mencapai tingkat yang ia miliki sekarang tentu bukanlah hal mudah dan harus melalui proses yang keras pula.
Dari awal pertama ia bekerja, dimana bisa dibilang ia dipekerjakan layaknya 'babu' oleh atasan tertingginya. Diberi pekerjaan menumpuk yang mengharuskan beliau pulang tengah malam/pagi dari kantor. Belum lagi remehan yang selalu dilontarkan oleh atasannya walaupun setiap kali beliau menghasilkan hasil pekerjaan yang memuaskan dan membawa hasil baik untuk perusahaannya. Dan tekanan berat itupun tidak sebanding dengan nominal pendapatan yang beliau terima setiap akhir bulan.
Bagaimana perjuangan beliau untuk pergi ke kantor dalam keadaan hamil anak pertamanya saat itu. Berdesak-desakkan di kereta dan bus kota. Juga tekanan mental yang didapatkan dari pihak keluarga, dimana suaminya pada saat itu tidak mensupport beliau malahan meremehkan dan menjatuhkan harga diri beliau.
Ditambah pula masalah besar yang timbul di keluarga kecilnya, dimana suami mulai meninggalkan istri dan anak-anaknya, dan kembali ke tabiat buruknya yang lama.
Dan di sini saya mulai melihat, betapa kuatnya perasaan yang beliau miliki.
Dimana beliau tetap berusaha sekuat mungkin mempertahankan keluarganya demi janji dan sumpah yang telah ia ucapkan pada Yang Di Atas pada saat menjalin pernikahan, demi anak-anak yang dia cintai sepenuh hati, demi nama baik keluarga yang dia hormati seumur hidup, meskipun bayarannya ialah perasaannya sendiri.

Di sini saya melihat betapa, betapa, betapa kuatnya sosok seorang wanita ini.
Mampu mengorbankan dirinya sendiri demi menjaga keutuhan sesuatu yang ia miliki. Juga masih adanya takut akan Tuhan atas perpisahan yang dilakukan secara duniwai, dimana sekarang maraknya perceraian-peceraian yang terjadi karena pernikahan tidak dianggap lagi menjadi sesuatu hal yang sakral.
Beliau tetap teguh akan pendiriannya. Tetap berjalan di jalannya.

Walaupun pada akhirnya ia terpaksa melepaskan itu semua, melepaskan keutuhan keluarga kecilnya, sampai sekarangpun ia masih tetap sabar dan tegar dalam menghadapi apa yang menimpa kehidupannya.
Tetap menjalani hidup dengan sungguh-sungguh. Demi anak-anaknya. Demi keluarga besarnya.

Dan sekarang? Semesta pun menjawab. Tuhan dengan adil memberikan hasil.

Kesuksesan dan kehidupan yang ia miliki sekarang benar-benar menjadi bayaran itu semua.
Dimana beliau menjadi orang 'terkenal' di bidang pekerjaan yang dijalaninya sekarang. Dicari-cari banyak orang untuk ikut andil dalam perusahaan-perusahaan mereka.
Beliau dapat menyekolahkan anak-anaknya dengan pendidikan yang terbaik, membantu keluarga pokoknya dalam hal moral dan materi, semua itu benar-benar hasil keteguhan yang saya lihat selama ini.

Sejak saat itu saya mempunyai tekad. Mempunyai tekad untuk memiliki keteguhan hati yang sama, bahkan lebih daripada beliau.
Sehingga saya dapat menjalani hidup ini, mengejar mimpi-mimpi yang saya miliki, dan mencapai hasil yang maksimal.

Mungkin bagi orang lain, masih banyak orang di luar sana yang jauh lebih hebat dari Tante saya.
Tetapi bagi saya, Beliau lah yang telah memenangkan hati saya. Beliaulah yang paling hebat.


Terima kasih, Tante. Atas inspirasi-inspirasi yang telah kau berikan.



Dari sang keponakan, yang mengagumimu sepenuh hati. :)

No comments:

Post a Comment