Thursday, September 6, 2012

Happy Wrinkles, Buddy.

This writing is written as a birthday present for one of my best men. Cheesy alert! Do not read it if you don't like the cheesy-yet-sweety thingy.
----------------------

Don't mind our expression. This is exactly what teens do nowadays.

Louis Bernardus, nama lengkapnya. Kerap kali dipanggil 'Ucup' oleh para teman dan sahabatnya. Jangan tanya sama saya kenapa panggilan yang jauh sekali dari nama aslinya tersebut bisa-bisanya tercipta. Bahkan pertama kalinya saya kenal dengan lelaki ini, saya tahunya ya namanya Ucup.

Pertama kalinya saya berkenalan dengan dirinya... Lupa pastinya kapan. Yang pasti sewaktu itu kami sama-sama masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Tidak, kami tidak satu sekolah. Dikarenakan kami berdua tergabung di suatu komunitas paduan suara yang anggotanya terdiri dari sekolah homogen laki-laki dan sekolah kejuruan pariwisata yang cukup dikenal di Jakarta. Dimulai dari pertemuan di tiap latihan rutin setiap satu minggu sekali, latihan yang makin rutin tiap akan menghadapi lomba ataupun pentas, atau pun hanya sekadar ngumpul-ngalor-ngidul biasa, membuat saya dengan dirinya dan teman-teman yang lain menjadi semakin dekat. Alur pertemuan yang mungkin terkesan biasa saja, tapi bagi saya hal ini sangatlah berharga dan patut untuk dikenang. Bahkan saya tidak bisa berhenti tersenyum saat menulis ini.

Tidak ada yang tahu kenapa saya bisa berteman dekat manusia satu ini. Memang saya, dan satu kawan perempuan lainnya (tidak usah disebutkan lah ya siapa namanya), memang sudah menganggap dirinya sebagai sahabat paling dekat. Catat: Sahabat, sudah bukan teman lagi. Apalagi buat saya yang notabene anaknya tidak mudah berteman dengan orang lain, punya satu sahabat seperti ia pun rasanya penting sekali.

Entah apa yang bisa membuat saya nyaman berteman dengan dirinya. Dilihat dari persamaan, jauh berbeda sekali. Saya orangnya jatuh-cinta-gedubragan sama yang namanya musik dan berusaha untuk selalu update berita musik terkini, lah dia malah bisa nih tidak tahu musisi yang mungkin hitungannya masih masuk mainstream. Saya yang anaknya pemalas dan asal-asalan, bagaikan bumi dan langit dengan dirinya yang rajin, berwawasan luas, dan tertata hidupnya. Saya yang ini, dia yang itu. Saya yang begini, dia yang begitu. Kebanyakan ga nyambung.

Tapi itulah gunanya seorang teman. Saling memperbaiki, mengisi, dan melengkapi.

Satu hal yang selalu saya sukai dan coba ikuti dari dirinya: Sosok yang optimis.
Mau lagi sesusah apapun, sedepresif bagaimanapun, ia selalu berusaha optimis. Mengambil sisi positif dari segala segi kehidupan. Karena itulah, terkadang di titik terendah saya pun, ia selalu bisa membuat saya berusaha bangkit kembali.
Ia juga satu-satunya, manusia yang menganggap mimpi muluk saya bukan merupakan hal yang mustahil, dan pasti akan bisa saya gapai. Bisa memiliki orang yang mempercayai mimpimu, apalagi itu adalah orang terdekatmu, buat saya merupakan berkah yang tidak terhingga.

Karena itu, saya ingin mengucapkan banyak banyak banyak terima kasih untuk dirinya. Terima kasih untuk sudah menjadi sahabat yang baik. Terima kasih untuk telinga yang selalu tersedia untuk mendengarkan. Terima kasih untuk tangan yang selalu sigap membantu untuk bangkit kembali. Terima kasih untuk otak yang kian memberikan segala wawasan baru. Dan, terutama, terima kasih untuk hati yang selalu percaya. Sekali lagi, terima kasih.

Mungkin saya tidak bisa membalas apa yang sudah diberikan. Kali ini, saya hanya bisa menaikkan doa-doa kepada Yang Di Atas, agar di umurnya yang bertambah hari ini hingga hari-hari selanjutnya, Beliau akan memberikan hal-hal yang turut menciptakan seutas senyum di atas wajahnya. Keinginanku hanya satu, dirinya selalu merasa kebahagiaan yang berlimpah.

Semoga kita selalu begini adanya. Walaupun jarak memisahkan (cuma Cibubur-Jakarta sih), kesibukan menghadang, tetapi apa yang ada tetap terjaga.

Sayang sekali dirinya saat ini tidak berada di lingkupan yang sama dengan saya dan teman-teman. Kalau saya dan satu kawan perempuan punya sayap, mungkin kami berdua akan terbang sekarang juga ke tempat dirinya merayakan hari jadinya hari ini. Lumayan, bisa merayakan ulang tahun seorang sahabat ditemani suara alam yang masih kental terasa.

Saya yakin ia pasti senyum-senyum sendiri ataupun malah bergidik geli saat membaca tulisan cheesy ini. Tenang saja, tulisan ini hanya akan saya buat sekali dalam seumur hidup. Demi menghindari hal-hal tidak diinginkan, seperti misal dirinya yang akan terbang melambung tinggi saking senang karena sudah dipuji (berlebihan). Lagian saya juga terpaksa bikin tulisan ini, toh saya ga mungkin ngomong begini manis langsung ke dirinya.

Sekali lagi, selamat menginjak usia sembilan-belas-tahun, kawan! Setahap menuju menjadi seorang dewasa (walaupun menurut saya kawan yang satu ini sudah cukup dewasa).

Saya, dan teman-teman lain, selalu menyertaimu! (iya, mau ngomong 'sayang' tapi ngga deh, tulisan ini sudah cukup cheesy untuk ditambah kata itu lagi)


Pelukerat,tendang,tonjok,
Si huruf C dari ABC (Ucup pasti ngerti lah yaaa)

***

No comments:

Post a Comment